Papah bilang bahwa dia akan meninggalkan rumah karena tidak enak pada Seung Jo yang akan segera menikah. Ibu Seung Jo tentu saja melarangnya dan bilang bahwa Seung Jo ini masih muda jadi tidak mungkin menikah cepat. Bapa Seung Jo juga berkata, “Ya karena ada perjodohan, bukan berarti Seung Jo akan segera menikah.” Papah berkata, “Tapi akulah yang merasa tidak nyaman. Terima kasih atas semua yang sudah kalian berikan pada kami. Aku pasti akan membayarnya suatu saat nanti.”
Seung Jo pulang ke rumah dan Eun Jo langsung menyambutnya. Ibu Seung Jo melihat Seung Jo dan Ha Ni yang basak kuyup sehingga dia berkata, “Kenapa kalian? Cepatlah berganti baju, kalian bisa sakit.” Seung Jo dan Ha Ni mengerti lalu menaiki tangga. Eun Jo tiba-tiba berkata, “Kak, Oh Ha Ni akan segera pindah.” Seung jo terdiam lalu menenggam tangan Ha Ni dan berkata, “Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.” Papah bertanya, “Hmm padaku? Ganti bajulah terlebih dahulu lalu berbicara padaku.” Seung Jo langsung to the point berkata, “Aku… ingin menikahi Ha Ni.”
Tentu saja semua yang mendengar hal itu kaget. Dan Ibu Seung Jo sangat senang mendengarnya. Seung Jo berkata, “Tentu saja kami tidak akan menikah sekarang, tapi setelah kami lulus dan perusahaan berjalan dengan baik. Itupun jika kau menyetujuinya Papah.” Papah kebingungan dan bertanya, “Apakah kau serius?” Seung Jo menjawab dengan yakin, “Ya.” Papah berkata, “Hmm tapi kau tahu kan bahwa Ha Ni tidak begitu
pandai dalam banyak hal…” Seung Jo menjawab, “Ya aku tahu.” Papah kembali berkata, “Dan dia tidak pintar…” Seung Jo lagi-lagi menjawab, “Ya aku tahu.” Papah berkata, “Dan dia juga tidak dapat memasak.” Seung Jo tersenyum dan menjawab, “Ya aku tahu.”
pandai dalam banyak hal…” Seung Jo menjawab, “Ya aku tahu.” Papah kembali berkata, “Dan dia tidak pintar…” Seung Jo lagi-lagi menjawab, “Ya aku tahu.” Papah berkata, “Dan dia juga tidak dapat memasak.” Seung Jo tersenyum dan menjawab, “Ya aku tahu.”
Papah kembali berkata, “Dia juga ceroboh dan sering mengalami masalah. Tapi dia ceria dan melakukan hal yang baik. Dan lagi dia sangat lucu,” Seung Jo menjawab, “Aku sangat tahu hal itu.” Papah akhirnya berkata, “Baiklah. Ha Ni sangat menyukaimu.”
Ibu Seung Jo sangat senang mendengar hal ini dan langsung memeluk Ha Ni, “Ha Ni! Ini benar-benar terjadi! Ini sungguh hebat! Hey Baek Seung Jo! Kau begitu keren!” Ibu Seung Jo terus memeluk Ha Ni dengan gembira. Papah dan Bapa Seung Jo juga senang mendengar hal ini. Dan Eun Jo berkomentar, “Huh aku tau kalau akhirnya akan seperti ini.” Seung Jo pun ikut tersenyum melihat semuanya senang.
Ha Ni sedang berdiri di balkon dan Seung Jo menghampirinya, “Kau belum tidur?” Ha Ni menjawab, “Ya belum.” Seung Jo berkata, “Hmm hujannya sudah berhenti.” Ha Ni menatap langit dan berkata, “Ya. Langitnya terlihat sangat cerah.” Seung Jo bertanya, “Apa kau tidak merasa kedinginan?” Ha Ni hanya menganggukan kepalanya dan Seung Jo berkata, “Hmm kalau begitu aku tidur duluan.”
Saat Seung Jo mau pergi, Ha Ni menahannya dan bertanya, “Jika kau tidur, apakah besok pagi kau akan berubah menjadi Baek Seung Jo yang dingin? Itu saja yang aku pikirkan.” Seung Jo tersenyum dan bertanya, “Apa kita harus tidur bersama?” Ha Ni gugup dan menjawab, “Bukan. Bukan seperti itu…” Seung Jo tersenyum dan berkata, “Baiklah kalau begitu aku akan disini sebentar.” Seung Jo memeluk Ha Ni dari belakang dan Ha Ni tersenyum lalu berkata, “Aku bahkan tidak pernah membayangkan bahwa kau menyukaiku juga.” Seung Jo berkomentar, “Aku juga.”
Ha Ni memeluk Seung Jo dan berkata, “Aku menyukaimu. Sangat sangat menyukaimu.” Seung Jo tersenyum mendengar hal itu.
Diam-diam Ibu Seung Jo memotret Ha Ni dan Seung Jo yang sedang berpelukan. Eun Jo yang melihat itu berkata, “Ibu hentikan.” Ibu Seung Jo hanya berkomentar, “Sut! Diamlah!”
Joon Gu masih ada di Restaurant dan dia sangat menyesal karena tadi memaksa ingin mencium Ha Ni. Dia marah pada dirinya sendiri dan berkata, “Kenapa aku melakukan hal itu? jika aku tiba-tiba seperti itu maka perasaannya padaku akan jatuh. Aiiih Bong Joon Gu apa yang terjadi padamu ini?”
Ha Ni sedang duduk di samping jendela kamar tidurnya dan dia terseyum malu jika memikirkan hal yang terjadi hari ini. Seung Jo juga sedang duduk di samping jendela kamar tidurnya dan mndengar ada suara dari kamar Ha Ni sehingga dia bertanya, “Ha Ni kau belum tidur?” Ha Ni kaget mendnegar itu dan langsung pergi tidur. Seung Jo hanya bisa tersenyum.
Joon Gu membuat bekal makanan dan berkata, “Makanlah ini dan maafkan aku Ha Ni.”
Papah datang ke Restaurant dan melihat Joon Gu sehingga dia bertanya, “Kau kenapa sudah datang pagi-pagi sekali?” Joon Gu justru balik bertanya, “Chef bukankah kau seharusnya pergi ke pasar?” Papah menjawab, “Ya aku sudah dari pasar. Ah apa ini? Kau membuat bekal makan sepagi ini?” Joon Gu berkata, “Ya aku menyiapkan ini untuk Ha Ni. Bahkan aku memberikan nama. Lihat kotak bekal ini sangat manis jadi aku memberi nama Oh Ha Ni, sedangkan kotak yang satu ini ada sayap ayam sehingga aku memberi nama Bong Joon Gu. Ah Chef bagaimana jika kita membuat kotak bekal makan siang untuk restaurant?” Papah hanya berkata, “Ah aku akan memikirkannya.”
Joon Gu tersenyum senang melihat bekal makan siang yang disiapkannya untuk Ha Ni dan terus bernyanyi riang. Sementara Papah merasa tidak enak hati pada Joon Gu karena Ha Ni sudah dengan Seung Jo namun Papah tidak sanggup mengatakan hal itu pada Joon Gu karena Joon Gu terlalu bersemangat.
Ha Ni menceritakan kejadian kemarin pada Joo Ri dan Min Ah. Tentu saja mereka tidak mepercayai bahwa Seung Jo ingin menikah dengan Ha Ni makanya mereka bertanya, “Mengapa dia mau menikah denganmu?” Ha Ni menjawab, “Entahlah. Mungkin dia sudah menyadari perasaanku.” Joo Ri ikut senang dan bertanya, “Jadi kau akan menikah dengannya?” Ha Ni menjawab, “Tidak sekarang. Kami belum lulus.” Joo Ri berkata, “Wow ini hebat. Oh Ha Ni kau seharusnya menjadi penasehat masalah cintaku.” Ha Ni tertawa malu-malu.
Min Ah berkata, “Ngomong-ngomong selamat ya karena cintamu selama 4 tahun ini akhirnya terbalaskan.” Joo Ri juga berkata, “Ya selamat akhirnya kau berhasil Oh Ha Ni.” Ha Ni berteriak kencang saking senangnya.
Lalu Joo Ri bertanya, “Lalu… Bagaimana dengan Bong Joon Gu?” Min Ah juga bertanya, “Ya lalu bagaimana dengan Yoon He Ra?” Ha Ni menjawab, “Hmm Seung Jo bilang bahwa dia akan mengatakan hal ini pada He Ra. dan aku akan mengatakan hal ini pada Joon Gu.”
Joon Gu datang ke kampus Ha Ni sambil membawa bekal makan siang untuk Ha Ni. Joon Gu melihat ada keramaian di dekat sebuah papan informasi sehingga dia menghampirinya dan melihat ada sebuah poster yang bertuliskan, “Oh Ha Ni dan Baek Seung Jo setelah 4 tahun melewati cinta akhirnya akan bertunangan.” Semua mahasiswa mulai berbisik-bisik dan bertanya-tanya, “Siapa yang mengungkapkan cinta lebih dulu? Pasti Oh Ha Ni.” Joon Gu menatap bekal makan siang yang dia bawa dan dia merasa kecewa.
Seung Jo menjelaskan semuanya pada He Ra dan He Ra berkomentar, “Ini lebih cepat dari yang aku pikirkan. Aku tau kalau suatu saat nanti kau akan menyadari perasaanmu padanya, tapi aku tidak menyangka bahwa kau menyadarinya lebih cepat.” Seung Jo berkata, “Aku juga tidak menyangka akan terjadi hal ini. Apakah kau sudah tahu?” He Ra balik bertanya, “Bukankah Ibumu sudah mengetahuinya?”
Seung Jo berkata, “Hmm Oh Ha Ni ini sungguh sulit. Seperti mencari jawaban dari sebuah pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Karena itu ini sangat sulit.” He Ra berkata, “Karena itu kau tidak ingin mengakuinya kan? Kau tidak mengakui bahwa Baek Seung Jo berusaha keras menyelesaikan satu masalah dan dia tidak berhasil menemukan jawabannya.” Seung Jo tersenyum dan bertanya, “Bagaimana kau bisa tahu hal itu?” He Ra balas tersenyum dan berkata, “Tapi sekarang sudah tidak sulit lagi bukan?” Seung Jo menjawab, “Ya. Dulu aku merasa kesulitan karena tidak bisa mengontrol perasaan ini tapi akhirnya aku mengakui bahwa aku menyerah karena bocah itu. Setelah menyerah, aku merasa ini tidak sulit lagi. Sekarang ini terasa sungguh menyenangkan.”
He Ra terlihat cemburu dan berkata, “Huh kau ini mendatangiku untuk meminta maaf tapi kenapa kau justru berbicara terlalu banyak hah?” Seung jo berkata, “Benarkah? Baiklah aku benar-benar meminta maaf. Tapi aku tidak bercanda saat aku berkata bahwa kita ini cocok. Saat aku bersamamu, aku merasa nyaman.” He Ra berkomentar, “Huh kau mencoba menghiburku hah?” Seung Jo tersenyum dan berkata sekali lagi, “Aku minta maaf.” He Ra berkata, “Huh tapi baaimana? Aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Tapi baiklah aku menerima permintaan maafmu dan selamat atas pernikahanmu.”
Seung Jo berkata, “Itu masih lama.” He Ra berkata, “Tidak apa-apa. Aku memebrikan selamat lebih awal saja.” Seung Jo menjabat tangan He Ra dan tersenyum. He Ra lalu berkata, “Aku mencoba untuk melupakan perasaanku padamu tapi kenapa tanganmu begitu hangat hah?” Seung Jo berkomentar, “Kau adalah gadis yang sangat baik.” He Ra berkata, “Ya aku tau.”
Joon Gu masih bekerja di kantin Kampus dan di saat istirahat, dia terus memandangi foto Ha Ni di HPnya. Koki di kantin mengajak Joon Gu untuk makan bersama namun Joon Gu menolaknya. Seeorang koki ada yang melihat bekal makan siang ang di bawa Joon Gu dan bertanya, “Apa dia tidak makan karena sudah memakan bekal makan siangnya?”
Joon Gu mengambil bekal makan siangnya dan memberikannya pada koki yang sedang makan bersama. Koki itu membuka bekal itu dan langsung mengomentari bahwa makanan buatan Joon Gu sangat enak bahkan bisa di jual. Joon Gu tidak mempedulikan ucapan itu dan dan berfikir, “Ha Ni… Apakah kau sudah makan? Huh aku tidak tahu…”
Ha Ni mencoba menelfon Joon Gu tapi Joon Gu tidak menjawab telfon Ha Ni. Ha NI pun berkata, “Hmm baiklah aku harus mengatakan hal ini secara langsung. Aku pergi begitu saja setelah kejadian kemarin malam. Hmm apakah Seung Jo sudah memberi tahu hal ini pada He Ra? He Ra terlihat sangat menyukai Seung Jo. Mungkin itu alasan kenapa He Ra selalu seperti itu padaku. Huh kenapa pacaran saja sangat sulit?”
Mahasiswa di kampus melihat poster pengumuman Ha Ni dan Seung Jo sudah bertunangan dan tentu saja mereka langsung mengomentari Ha Ni dan Ha Ni mendengar semua komentar itu. Ada yang berkata, “Wow Oh Ha Ni ini hebat ya bisa menaklukan Seung Jo.” tapi ada juag yang berkomentar, “Dia itu kan jelek!”
He Ra benar-benar sedih dan dia melampiaskannya kekesalannya ini dengan bermain tennis. He Ra mengingat kembali semua kejadian yang sudah dia lewati bersama Seung Jo dan itu membuat dia semakin sedih. He Ra terus melampiaskan kekesalannya itu dan diam-diam Kyung Soo melihat hal itu.
Kyung Soo berlari menuju ke supermarket terdekat dan dia sibuk memilihkan air minum untuk He Ra, “Dia pasti sangat haus… Aku harus tahu apa yang dia sukai agar bisa membelikan minuman untuknya. Air mineral? AH tidak tidak ini tidak dingin. Baiklah ini air dingin tapi aku tidak tau apakah dia menyukai ini atau tidak. Apa minuman ini ya? Ah tapi hanya karena dia sedang olahraga maka bukan berarti dia ingin minuman isotonik. Ah ya coke coke coke, ya Diet Coke. Tapi dia tidak perlu mengurangi berat badannya lagi… Aduh apa yang harus aku beli untuknya?”
Kyung Soo benar-benar kebingungan hingga akhirnya dia bertanyapada penjaga supermarket, “Permisi jika anda sedang sangat haus maka anda akan minum apa ya?”
Hingga malam He Ra masih terus melampiaskan kekesalannya itu dengan bermain tennis dan Kyung Soo terus berdiri di samping He Ra sambil memegang minuman.He Ra sudah tidak sanggup memukul bola sehingga dia terjatuh. Kyung Soo menghampirinya dna bertanya, “Kau baik-baik saja?” He Ra melihat Kyung Soo dan dia melihat minuman yang di beli oleh Kyung Soo ternyata beer tapi He Ra meminum itu karena dia sangat haus.
He Ra duduk di bangku lapangan tennis dan berusaha membuka botol bir namun tidak berhasil membukanya. Kyung Soo menawarkan bantuan namun He Ra menolaknya. He Ra mulai menangis dan KyunG Soo berkata, “Tidak apa-apa jika kau menangis terisak seperti itu. Jangan di tahan.” He Ra langsung menangis dan bersandar di bahu Kyung Soo. Kyung Soo pun jadi ikut sedih.
Joon Gu bermain petasan sendirian di pinggir sungai Han dan dia berkata, “Ha Ni aku sangat ingin melakukan ini bersamamu.” Joon Gu lalu menyanyikan lagu dan dia sangat sedih.
Joon Gu duduk di pinggir sungai Han dan minum bir. Ada telfon dari Papah Ha Ni dan dia segera mengangkatnya, “Ya chef? ya aku sekarang sedang mencari udara segar. Baiklah aku akan segera kembali.”
Ha Ni berjalan menuju Restaurant Papah dan dia langsung bersembunyi saat para karyawan yang lainnya berjalan pulang dan tinggal Joon Gu yang ada di Restaurant. Ha Ni mempersiapkan dirinya lalu masuk kedalam Restaurant. Joon Gu kaget melihat Ha Ni dan dia berusaha bersikap biasa, “Ah kau datang. Baguslah ini ada dompet Chef yang tertinggal.” Ha Ni melihat Joon Gu yang sedang membuat mie dan mencoba berbasa basi, “Warnanya bagus. Apa itu?” Joon Gu menjawab, “Ini? Chlorella.”
Ha Ni lalu mulai berkata, “Joon Gu, aku… ada sesuatu yang mau aku katakan.” Joon Gu memotong pembicaraan Ha Ni dan berkata, “Maafkan aku tapi kau sebaiknya cepat pulang karena aku sedang sangat sibuk.”
Tiba-tiba pintu Restaurant terbuka dan Seung Jo datang. Seung Jo menghampiri Joon Gu dan berkata, “Bong Joon Gu, kita harus bicara.” Joon Gu berkomentar, “Apa kau bercanda? Apa yang harus kita bicarakan? Pergi saja kau.” Seung Jo berkata, “Baiklah kalau begitu aku akan mengatakannya disini. Aku… Menyukai Oh Ha Ni. Kami tidak seharusnya meminta ijin padamu untuk berhubungan tapi ini sangat penting bagi Ha Ni. Akan sangat baik jika kau merelakan Ha Ni pergi. Jika kau merelakannya maka semuanya akan berjalan lancar.”
Joon Gu berkata, “Hey ini hal bodoh untuk di ucapkan! Merelakan apa? Hey Baek Seung Jo selama ini kau selalu kejam pada Ha Ni dan sekarang apa yang kau katakan hah? Sepertinya kau tidak mengetahui ini tapi aku menyukainya selama 4 tahun!” Ha Ni tiba-tiba berkata, “Joon Gu… maafkan aku.” Joon Gu berkata, “Kenapa kau meminta maaf?” Ha Ni menjawab, “Tentu saja aku harus meminta maaf dan berterima kasih. Tapi aku benar-benar….”
Joon Gu memotong pembicaraan dan berkata, “Tidak apa-apa. Jangan katakan itu. Aku sudah tahu dan melihatnya. Oh Ha Ni kau sungguh sungguh tidak punya selera dalam memilih laki-laki. Nanti muskipun kau menyesalinya, aku tidak akan menyerah. Apa kau akan baik-baik saja jika begini? Lihat kau bahkan tidak bisa menjawab pertanyaanku dengan cepat. Hey Baek Seung Jo, apa yang akan kau lakukan? Ha Ni bahkan tidak bisa menjawab pertanyaanku dengan cepat.” Seung Jo mejawab, “Ya. Aku mulai gugup.” Joon Gu berkata, “Seung Jo, Kau harus tahu bahwa aku akan selalu mengawasimu. Jika kau membuat Ha Ni menangis maka aku akan membuatmu nangis darah.” Seung Jo berkomentar, “Ya aku akan mengingatnya.”
Papah mencari dompetnya dan dia berjalan ke arah Restaurant. Saat dia masu masuk, dia melihat Seung Jo, Ha Ni dan Joon Gu ada di dalam sehingga dia pun bersembunyi. Ha Ni dan Seung Jo keluar dari restaurant dan Papah langsung mengintip Joon Gu yang ada di dalam restaurant.
Seung Jo dan Ha Ni berjalan menuju mobil dan Ha Ni bertanya, “Mobil siapa ini?” Seung Jo menjawab, “Ini mobil perusahaan dan mulai saat ini aku akan memakainya karena aku tidak nyaman jika menggunakan yang Papah.” Ha Ni tersenyum senang dan bertanya, “Ini bagus. jadi apa kita bisa jalan-jalan?” Seung Jo menjawab, “Tidak. Ini hanya di gunakan untuk keperluan perusahaan.” Ha Ni kesal dan langsung cemberut.
Papah mencoba menghibur Joon Gu yang sedang sedih. Joon Gu berkata, “Chef, kau tau? Aku ingin sekali memanggilmu Papah mertua.” Joon Gu mulai menangis dan Papah menenangkannya."
Bapa Seung Jo bertemu dengan Tuan Yoon dan dia meminta maaf karena Seung Jo tidak bisa menikahi He Ra. Bapa Seung Jo berkata, “Ini semua salahku. Mengenai kemunduran perusahaan dan semuanya. Seung Jo mungkin bisa di andalkan tapi dia maish terlalu muda dan lagi dia…” Tuan Yoon memotong pembicaraan dan berkata, “Jangan berbasa-basi. Aku akan memutuskan investasiku.” Bapa Seung Jo berkata, “Tapi project permainan ini sudah hampir selesai dan bukankah kau menyukainya?” Tuan Yoon berkomentar, “Aku bukan orang sehebat itu. Aku tidak bisa membedakan apa yang aku rasakan dan apa yang akan aku lakukan. Aku tidak tau apa pendapat pasar mengenai permainan buatanmu ini.”
Seung Jo datang ke perusahaan Tuan Yoon dan Bapa Seung Jo sangat kaget. Tuan Yoon bertanya, “Untuk apa kau datang kemari? Untuk melihat hukuman yang akan kau terima hah?” Seung Jo menjawab, “Aku sudah menyelesaikan semuanya dengan cucumu, He Ra. Hari ini aku datang untuk membicarakan mengenai bisnis. Berkata maaf atas semua yang terjadi mungkin He Ra tidak menyukainya. Untuk alasan apapun karena telah menempatkan dia dalam posisi yang tidak mengenakan ini dan aku pikir dia tidak akan suka jika di tempatkan pada posisi yang harus meminta maaf. Aku memiliki kepribadian yang sama dengan dia jadi aku tau yang dia rasakan.”
Tuan Yoon bertanya, “Jadi kau tidak ingin meminta maaf pada He Ra dan kau ingin aku tetap berinvestasi pada perusahaanmu?” Seung Jo menjawab, “Ya. Tolong berinvestasilah tapi aku rasa anda tidak perlu menginvestasikannya pada perusahaan kami. Aku bisa menawarkan permainan ini pada perusahaan lain atau pun pada perusahaanmu. Apapun kemungkinannya, aku hanya meminta agar anda tetap memperbolehkan kami memiliki layanan permainan. Dua bulan terakhir ini karyawan kami selalu bekerja keras dan hasilnya pun sudah sangat bagus. Tidak apa-apa jika kau tidak menginginkan perusahaan kamu tapi aku harap kau tetap ingin melihat permainan ini. Dan kumohon selamatkan pera pengembang permainan ini. Jika ini semua berakhir hanya karena anda membenciku, bukankah ini kekanak-kanakan?”
Tuan Yoon marah, “Kau mencoba mengajariku hah?” Seung Jo menjelaskan, “Bukan begitu…” Tuan Yoon berkata, “Baek Seung Jo aku sungguh tidak menyukaimu! Kau seharusnya memohon padaku dan mengaku salah. Jika kau memohon maka aku akan bersimpati dan menandatangani kontrak. Dasar bodoh! Sekertaris tolong bawakan stempel untuk tanda tangan kontrak.” Seung Jo dan Bapanya langsung tersenyum senang.
Tuan Yoon berkata, “Kau harus mengembalikan uangku ini berlipat ganda!” Seung Jo menjawab dengan senang, “Tentu saja! Aku akan melakukannya.” Bapa Seung Jo sangat senang dan mengucapkan terima kasih.
Keluarga Baek dan Keluarga Oh semuanya berkumpul bersama membicarakan kesuksesan Seung Jo yang minggu depan akan mengadakan peluncuran permainan. Bapa Seung Jo berkata, “Seung jo aku berhutang banyak padamu.Ini membuatku berfikir, Apakah kau sungguh anakku? Kau sangat keren. Tapi kau pikir aku hanya melewati ini sekali atau dua kali hah? Ya dan aku pikir kau bisa berhenti sekarang. Kau sudah cukup baik melakukannya dan kau bisa berhenti. Ini saatnya kau memilih jurusanmu untuk tahun depan. Bukankah kau ingin masuk kedokteran? Kau harus masuk!” Semuanya senang.
Seung Jo tiba-tiba berkata, “Tapi belum ada jaminan jika permainan ini akan sukses. Jika kita berhutang maka kesehatanmu…” Bapa Seung Jo memotong pembicaraan dan berkata, “Sudah jangan banyak bicara! Aku ini terkenal dalam industri game jadi jangan meremehkanku. Kau jangan berani-berani mencuri kursi direkturku! Aku akan tetap menjadi direktur untuk 20 tahun kedepan!” Papah bertanya, “Lalu setelah itu?” Eun Jo menjawab, “Aku ada disini! Aku lebih baik dalam bidang game dari pada Kakakku. Dia tidak menyukai game dan tidak pandai dalam hal itu. Jika aku bekerja keras dari sekarang maka aku akan menjadi pewaris perusahaan yang hebat. Jadi Kak Seung Jo sebaiknya menjadi dokter saja yang bisa menyembuhkan pasien seperti No Ri.”
Seung Jo berkomentar, “Sepertinya aku langsung di tendang keluar setelah aku menyelamatkan perusahaan yang hampir runtuh ini.” Semuanya tertawa dan Ibu Seung Jo berkata, “Ayo kita dukung Seung Jo masuk ke jurusan kedokteran!”
Tangan Joo Ri terluka karena memotong rambut sehingga Ha Ni mengobatinya. Joo Ri berkata, “Sebentar lagi aku akan lulus sekolah memotong rambut dan kalian harus membelikan aku satu set gunting khusus untuk memotong rambut.” Min Ah berkomentar, “Itu sangat mahal.” Joo Ri merengek, “Tapi itu barang yang orang-orang dapatkan setelah lulus. Jadi kalian berdua harus mulai menabung untuk membelikan aku satu set gunting khusus.”
Ha Ni berkata, “Baiklah aku akan mulai mencari kerja sambilan.” Min Ah berkomentar, “Kalau begitu belikan aku apan untuk menggambar di komputer.” Ha Ni lalu berkata, “Ah Min Ah aku sudah melihat web desaign-mu. Benar-benar lucu dan itu menceritakan tentang kita.” Joo Ri marah, “Huh tapi Min Ah menggambarku dengan sangat besar. Apa aku sebesar itu hah?” Ha Ni berkata, “Tapi karaktermu paling terkenal Joo Ri.” Joo Ri tersenyum senang dan berkata, “Wah Min Ah apa kau akan menjadi komikus terkenal? Aku harus meminta tanda tanganmu dari sekarang sepertinya.”
Seung Jo mulai meluncurkan produk permainan terbaru dan itu benar-benar terkenal hingga dia di wawancarai di TV karena hal ini. He Ra dan Tuan Yoon sedang menonton tayangan itu. He Ra berkata, “Kakek, bukankah dia hebat?” Tuan Yoon berkomentar, “Ya. Dia sungguh idaman semua wanita.” He Ra berkata, “Tentu saja. Apa mungkin aku menyukai laki-laki biasa?” Tuan Yoon berkata, “Tapi itu masa lalu. Apakah kau sudah menghapus dia dari perasaanmu? Kau terlihat marah padanya.” He Ra berkomentar, “Jika aku melihatnya maka aku akan terlihat serakah. Ah sungguh melelahkan.”
Joon Gu sedang mencuci piring sambil melihat Seung Jo yang sedang di wawancarai di TV. Joon Gu tersenyum dan berkata, “Baek Seung Jo kau adalah yang memotivasiku untuk menjadi orang sukses. Tunggu dan lihat saja, aku akan menjadi sukses.”
Bapa Seung Jo, Ibu Seung Jo, Eun Jo dan Ha Ni sedang sarapan bersama. Bapa Seung Jo bilang bahwa Seung Jo sangat mengangumkan. Ibu Seung Jo lalu bilang bahwa permainan yang di luncurkan oleh Seung Jo ini sangat baik perkembangannya di Internet dan web design yang di buat oleh Min Ah juga sangat lucu. Ha Ni bilang bahwa Web design buatan Min Ah memang sangat terkenal dan mungkin Min Ah bisa menjadi seorang komikus terkenal.
Bapa Seung Jo bilang bahwa saat ini sulit sekali menjadi pekerjaan jadi beruntung sekali teman-teman Ha Ni jika sudah mempunyai pekerjaan karena masih ada saja orang yang tidak peduli akan pekerjaan. Eun Jo berkomentar, “Sepertinya di rumah ini juga ada orang yang tidak peduli akan hal itu.” Ibu Seung Jo jelas langsungmemarahi Eun Jo. Ibu Seung Jo lalu berkata, “Ah ya Ha Ni ada surat yang dikirim oleh Universitasmu. Ini.”
Ha Ni menerima surat itu dan membukanya. Ibu Seung Jo bertanya, “Apa itu?” Ha Ni sedih melihat surat itu dan berkata, “Ini rapot…” Eun Jo berkomentar, “Ini terlihat jelas bagaimana hasilnya.”
Ha Ni membawa rapot itu ke kamarnya dan dia benar-benar kesal. Seung Jo masuk ke kamar Ha Ni dan Ha Ni langsung mengeluh, “Bagaimana ini? Aku sudah menghitung nilaiku dan aku pikir nilaiku bagus. Tapi kenapa hasilnya seperti ini?” Seung Jo berkomentar, “Mungkin ada kesalahan hitung. Tapi jika memang hasilnya seperti itu maka kau harus lebih bekerja keras. Percuma kau datang padaku dan menangis. Kau yang menyebabkan hal ini jadi hanya kau yang bisa bertanggung jawab.”
Saat Seung Jo mau keluar kamar Ha Ni, Ha Ni mencegahnya dan berkata, “Hmm aku pikir aku tidak pandai belajar… Haruskah aku menyerah kuliah saja? Aku sudah berusaha tapi nilaiku sepertinya tidak membaik.” Seung Jo berkomentar, “Lalu jika kau berhenti maka kau akan memiliki waktu lebih banyak untuk mengikutiku hah? Bagaimana mungkin kau bisa berfikiran seperti itu sementara orang di sekitarmu berusaha dengan keras untuk mendapatkan pekerjaan. Apa yang akan kau lakukan nanti hah? Apa kau sudah memikirkan masalah karirmu untuk masa depan? Kau tidak pernah memikirkan hal itu sehingga perhitunganmu pun salah dan nilaimu tidak pernah bertambah. Apa yang aku katakan ini salah?”
Ha Ni kesal dan menjawab, “Baek Seung Jo kau tidak mengerti aku. Kau hebat dalam segala hal walaupun kau tidak berusaha keras. Bahkan kau populer di kalangan wanita. Kau tidak mengerti perjuangan seseorang. Orang sepertimu tidak pernah mengerti perasaanku!” Seung Jo berkata, “Jika kau tidak memiliki ketekunan maka apa yang akan kau lakukan hah? Maka kau tidak akan memiliki kelebihan apapun.” Ha Ni berkata, “Kau… Kau orang yang sangat dingin Baek Seung Jo!”
Ha Ni mengambil mantelnya dan langsung memakainya. Seung Jo bertanya, “Kau mau pergi kemana?” Ha Ni menjawab, “Kemanapun.” Seung Jo bertanya kembali ,”Apa ada tempat untumu selarut ini?” Ha Ni menjawab, “Ada. Aku bisa pergi ke laki-laki lain.” Seung Jo tersenyum dan berkata, “Benarkah? Jadi kau memiliki kebarnian seperti itu? Bong Joon Gu atau Kyung Soo?” Ha Ni berkata, “Meskipun kamu akan menyesal, aku tidak akan peduli.” Seung Jo keluar kamar Ha Ni dan berkata, “Lakukan apa yang kau inginkan.”
Ha Ni keluar rumah dan membawa kopernya. Ha Ni berkata, “Kau keterlaluan Baek Seung Jo! Aku sudah sedih karena nilaiku dan kau menambah kesedihanku! Sebahagia apapun aku, aku tetap merasa sedih. Aku ingin kau membuatku senang walaupun sedikit! Baek Seung Jo si darah dingin!!
Ibu Seung Jo memarahi Seung Jo dan dia berkata, “Apa yang kau lakukan padanya? Bukankah kau tau bahwa dia itu tipe wanita yang tidak pantang menyerah walaupun kau mengatakan hal kejam. Apa yang kau katakan padanya hah? Apa yang kau katakan hingga dia pergi?” Seung Jo menjawab, “Dia mungkin pergi ke temannya, lagi pula aku tidak mengatakan apapun. Aku hanya memberinya motivasi karena dia mendapatkan peringatan dari kampus.” Ibu Seung Jo berkomentar, “Kau ini keterlaluan. Aku pikir kau sudah lebih baik. Kenapa kau seperti ini lagi?” Seung Jo menjawab, “Ini kesempatan yang bagus. Dia harus berpisah denganku sementara waktu agar dia bisa memikirkan dirinya sendiri.”
Ha Ni datang ke tempat kerja Joo Ri dan Joo Ri sangat kaget melihat Ha Ni, dan dia semakin kaget saat Ha Ni bilang bahwa dia pergi dari rumah.
Akhirnya Joo Ri, Min Ah dan Ha Ni pergi ke bar dan berbicara. Min Ah bertanya, “Jadi kau gagal dalam satu kelas dan kalian bertengkar?” Joo Ro bertanya juga, “Jadi ini pertengkaran pasangan hah?” Ha Ni kesal dan menjawab, “Huh aku sedang tidak ingin bercanda.” Min Ah berkomentar, “Sepertinya hanya kau yang berfikiran keluar rumah hanya karena hal seperti ini.” Joo Ri berkata, “Mungkin dia nanti akan menjemputmu Ha Ni.” Ha Ni tersenyum dan bertanya, “Hmm benarkah?” Min Ah menjawab, “Entahlah. Sudah minum saja. Kau bisa menginap di tempatku untuk hari ini.”
Sepulang dari bar itu, Ha Ni, Joo Ri, Min Ah naik taxi untuk pulang. Ha Ni berfikir, “Apakah Seung Jo sudha tidur? Tidak mungkin. Karena aku pergi seperti ini pasti dia khawatir dan tidak bisa tidur. Apakah dia akan mencariku? Apakah aku harus mengirim dia sms agar dia tahu keberadaanku? Tidak peduli bagaimanapun seperti aku keterlaluan karena bilang padanya bahwa aku akan pergi kepada laki-laki lain. Apakah dia akan menjemputku besok? Apakah dia khawatir? Baek Seung Jo… Aku kesepian tanpamu. Ini mungkin menyedihkan tapi… aku meindukanmu Seung Jo!”
Ha Ni, Min Ah dan Joo Ri pergi ke kampus bersama. Min Ah berkata, “Ha Ni sepertinya kau tidak tidur dengan nyenyak semalam. Jika kau merindukan Seung Jo maka pulanglah.” Ha Ni berkata, “Huh aku tidak boleh menyerah sekarang karena sudah sejauh ini. Ini kesempatan untukku membuat dia menyadari arti penting kehadiranku. Aku tidak bisa menjadi prang yang selalu berkata suka padanya.” Joo Ri berkomentar, “Ya ampun Oh Ha Ni sepertinya ini pertama kali kau berfikir menggunakan akal sehatmu.”
Joo Ri lalu pamit untuk pergi kerja dan Min Ah berkata, “Kau mengambil keputusan yang benar dan kau harus tetap berjuang.” Ha Ni bertanya, “Hmm tapi bagaimana dengan Seung Jo? Haruskah aku diam-diam melihatnya drai jauh?” Min Ah berkata, “Oh Ha Ni….” Ha Ni berkomentar, “Kenapa? Ini menyenangkan untuk melihat wajahnya yang merindukanku. Ayo lah.”
Min Ah dan Ha Ni pergi ke fakultas kedokteran dan dia diam-diam mengintip Seung Jo. Ha Ni melihat Seung Jo yang sedang mengobrol dengan teman-temannya dan Min Ah berkata, “Huh dia terlihat bersenang-senang. Dia tidak terlihat menderita karena kau tinggalkan.” Ha Ni benar-benar kesal dan bekata, “Aku tidak akan kembali ke rumah! Tidak akan!”
Ibu Seung Jo sedih karena Ha Ni sama sekali tidak menghubungi rumah sejak kemarin. Seung Jo pulang dan Ibu Seung Jo bertanya, “Bagaimana dengan Ha Ni? Apakah kau melihatnya?” Seung Jo menjawab, “Tidak.” Ibu Seung Jo berkata, “Bagaimana ini? Pergilah menyelesaikan masalah dan pulang dengan membawa Ha Ni. Huh kenapa Ha Ni menjadi keras kepala begini? Ha Ni pasti ingin kembali tapi dia tidak mempunyai kesempatan. Dia pasti kesulitan saat ini. Kau bahkan tidak tahu hal ini?” Seung Jo tidak berkomentar apapun dan langsung pergi kekamanya.
Ibu Seung Jo kesal dan berkata, “Huh bagaimana mungkin ada orang sedingin dia? Kasihan sekali Ha Ni.” Papah berkomentar, “Sudah biarkan saja. Ini masalah mereka jadi biarkan mereka yang menyelesaikan masalahnya. Mungkin sesuatu yang baik akan terjadi pada Ha Ni setelah mereka berpisah untuk sementara waktu.” Ibu Seung Jo berkata, “Jika kau berkata seperti itu amka apa yang bsia kita lakukan lagi? Ha Ni baru satu hari meninggalkan rumah ini tapi aku sudah sangat merindukannya.”
Min Ah meminta maaf pada Ha Ni karena Ha Ni tidak bisa tinggal di rumahnya lagi karena keluarga Min Ah datang . Min Ah berkata, “Kau akan pulang ke rumah kan? Jnagan seperti itu… Pulanglah. Dia mungkin sedikit kejam tapi aku rasa ini untuk kebaikanmu. Pulanglah. Maafkan aku ya Ha Ni. Cerialah….” Ha Ni menjawab, “Ya aku mengerti. Masuklah kau kedalam rumah dan aku akan segera pergi.”
Setelah Min Ah pergi menuju rumahnya. Ha Ni berkata, “Huh kemana aku harus pergi sekarang? Si Jelek Baek Seung Jo bahkan tidak mengkhawatirkanku! Bagaimana mungkin dia bahkan tidak menelfonku?”
Seung Jo sedang di kamarnya dan dia berniat menelfon Ha Ni. Namun dia masih gengsi sehingga dia tidka jadi menelfon Ha Ni.
Ha Ni memutuskan untuk tidka pulang ke rumah dan dia terus berkeliling kota sendirian. Dia ketakutan karena banyak sekali orang yang mengganggunya.
Seung Jo melihat Ibunya yang mau pergi dan dia bertanya, “Ibu mau kemana malam begini?” Ibu Seung Jo menjawab, “Karena kau tidak mencarinya terus maka aku yang akan mencarinya!!!” Seung Jo berkomentar, “Aku juga mengkhawatirkannya tapi ini adalah masalah dia jadi ibu harus membiarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri. Ini adalah hal yang terbaik untuk Ha Ni.” Ibu Seung Jo menjawab, “Huh ya aku mengerti. Tapi apa kau tau sesuatu hah? Perasaan seseorang itu tidak seperti matematika yang mempunyai jawaban. Apa jawaban yang benar… Aku juga tidak tahu.”
Ha Ni berjalan sendirian dan berkata, “Huh Seung Jo benar. Aku selalu bergantung pada orang lain dan tidak pernah memikirkan diriku sendiri. Atau memikirkan masa depanku. Tapi tetap aku tidak akan pulang. Jika aku pulang maka ini tidak akan mengubah semuanya. Lihat saja, sebelum aku menikah, aku akan menjadi wanita yang pantas untuk Baek Seung Jo!”
Ha Ni melihat sebuah Restaurant yang kebetulan sedang mencari pekerja sehingga dia pun melamar pekerjaan di restaurant itu sebagai pelayan. Bibi Restaurant itu sangat baik dan bertanya, “Apa gadis muda sepertimu bisa melakukan pekerjaan ini? Ini cukup berat dan jika Restaurant sedang ramai maka kau juga harus memasak. Apa ini tidak apa-apa?” Ha Ni menjawab, “Tenang saja. Ayahku adalah koki Restaurant juga jadi aku pasti bisa melakukannya. Aku akan melakukan yang terbaik.”
Min Ah dan Joo Ri sedang berbicara di taman kampus. Min Ah berkata, “Aku pikir dia akan pulang ke rumahnya tapi ternyata dia bekerja paruh waktu di Restaurant.” Joo Ri berkomentar, “Uh Oh Ha Ni mencari masalah kembali.” Min Ah berkata, “Ha Ni bilang kita harus merahasiakan ini dari Seung Jo.” Joo Ri berkata, “Oh jadi dia ingin membuat sesuatu yang berarti hingga dia bertemu Seung Jo?’ Min Ah menjawab, “Entahlah. restaurantnnya terlihat kumuh. Bahkan celemek kotor itu sangat tiak cocok di pakai Ha Ni.”
Joo Ri lalu bertanya, “Lalu bagaimana dengan kuliahnya? Dia bilang dia ingin keluar. Apakah dia akan terus bekerja di Restaurant itu?” Min Ah tiba-tiba kaget karena ternyata Seung Jo mendengar semua pembicaraan mereka tadi.
Ha Ni benar-benar bekerja keras di Restaurant. Dia mengantarkan makanan, mencuci piring, mengelap sendok, bahkan dia juga ikut membantu memasak.
Saat sedang mengantarkan makanan, Ha Ni bertemu dengan He Ra yang baru keluar dari toko buku. Ha Ni mencoba menghindar namun He Ra mengenali Ha Ni. He Ra berkata, “Jadi sekarang kau bekerja?” Ha Ni mengalihkan pembicaraan, “Hmm aku dengar kau akan masuk jurusan hukum. Selamat. Tapi aku dengar ujian lisensinya sangat sulit.” He Ra menjawab, “Jika kau tidak sejenius Seung Jo maka itu akan sulit jika hanya mencobanya sekali. Bahkan ada yang mencoba tes itu hingga 12 tahun.” Ha Ni berkomentar, “Kalian beruntung karena segalanya terlihat mudah untuk kalian.” He Ra berkata, “Banyak yang mengatakan seperti itu tapi tidak penting seberapa pintar engkau jika kau tidak bisa mengikutinya. Aku tidak yakin tapi aku rasa Seung Jo juga bekerja keras untuk ujiannya.”
He Ra berkata, “Tidak ada yang gratis dalam hidup ini. Karena kau merasa kesulitan dalam belajar… Apa kau mencoba mencari hal lain? Hmm apa itu? Ah apakah menjadi ibu rumah tangga? Itu sempurna. Kau dan nampan itu sangat cocok sekali. Bekerja keraslah, aku akan mendoakanmu. Sampai Jumpa Ha Ni…”
Ha Ni kembali ke Restaurant dan Bibi Restaurant bilang bahwa ada pelanggan yang memesan sup. Ha Ni menyiapkan supnya dan mengantarkannya ke pelanggan yang memesan. pelanggan itu mencicipi sup dan berkomentar, “Rasanya hambar.” Ha Ni kaget dan berkata, “Benarkah? Aku akan memasaknya kembali.” Ha Ni melihat pelanggan itu dan sangat kaget saat melihat kalo pelanggan itu adalah Seung Jo. Seung Jo berkata, “Percuma kau memasaknya beberapa kali juga. Temanmu bilang ini Restaurant yang enak, apa temanmu itu memiliki selera yang aneh."
Ha Ni dan Seung Jo pergi ke luar restaurant untuk berbicara. Seung Jo bertanya, “Apa yang akan kau lakukan di masa depan?” Ha Ni menjawab, “Berpisah denganmu untuk sementara… Aku sadar bahwa ini melelahkan dan aku begitu kekanak-kanakan. Aku terlalu memikirkan kesenanganku saja.” Seung Jo kembali bertanya, “Jadi kau sudah membuat keputusan? Apa itu” Ha Ni mengangguk dan berkata, “Ya aku memikirkannya. Seung Jo mungkin kau akan merasa ini konyol dan menertawakannya. Tidak peduli seberapa banyak aku memikirkannya, ini adalah hal yang kuinginkan. Yaitu membantu Baek Seung Jo bekerja. Aku akan menjadi perawat karena ini berhubungan dengan kehidupan, mungkin kau berfikir ini tidak cocok denganku. Tapi aku sungguh serius memikirkan ini. Aku ingin menjadi istri yang cocok untukmu.”
Seung Jo tersenyum dan berkata, “Jadi kau telah memikirkannya? Berusahalah yang terbaik untuk menjadi perawat.” Seung Jo lalu memeluk Ha Ni dan berkata, “Berhentilah seperti ini dan kembali ke rumah.” Ha Ni bertanya, “Bolehkah? Sebenarnya aku sangat merindukanmu dan aku pikir aku akan mati hanya karena hal ini.” Seung Jo berkata, “Aku tau. Aku tau semuanya.”
Semua sudah kembali seperti awal dan mereka berkumpul di ruang makan untuk makan bersama. Papah berkata, “Seung Jo kau sepertinya sangat sibuk karena aku jarang sekali melihatmu.” Seung Jo berkata, “Ya aku sepertinya akan sangat sibuk hingga tahun depan ini.” Ha Ni mau berbicara namun Bapa Seung Jo mendahuluinya, “Ah ya Seung Jo pasti akan sangat sibuk karena game buatannya akan di pamerkan dalam acara Amerika Game Show pada tahun depan.” Semuanya pun senang mendengar hal itu.
Ibu Seung Jo lalu berkata, “Semuanya tolong dengarkan. Tolong kosongkan jadwal kalian semua pada hari rabu depan!” Bapa Seung Jo berkomentar, “Hmmm Rabu? Aku ada janji bermain golf dengan Tuan Yoon.” Papah berkomentar, “Hmm aku juga tidak bisa karena ada janji dengan karyawan Restaurantku untuk pergi berlibur bersama.” Eun Jo juga berkata, “Aku tidak bisa karena aku di undang ke ulang tahun temanku.” Seung Jo berkomentar, “Aku juga tidak bisa.” Ibu Seung Jo berkata, “Baiklah pokoknya kalian harus membatalkannya!” Seung Jo bertanya, “Memangnya ada apa rabu depan?” Ibu Seung Jo tersenyum dan menjawab, “Pernikahanmu.” Semuanya jelas kaget mendengar hal itu."
0 komentar:
:f :D :-D :) ;;) :! :$ x( :? :@ :~ :| :)) :( :(( :o
Posting Komentar