11 Mar 2011

Untukmu Para "Ekor Gajah"

Apakah Anda seorang pekerja? Apakah Anda bekerja di suatu perusahaan? Jika ya, apakah Anda sudah cukup bekerja keras? Sudahkah Anda bekerja giat? Apakah Anda diberi tugas yang tidak kunjung selesai? Atau apakah Anda diberi suatu target yang sangat tinggi sehingga kadang kala Anda berpikir bahwa Anda tidak mungkin mencapainya?
Apakah Anda merasa capai dengan pola kerja yang telah Anda lalui selama ini? Apakah Anda punya cukup waktu untuk berkumpul dengan keluarga setiap harinya? Atau bahkan tidak ada cukup untuk keluarga?
Apakah Anda sudah merasa cukup dengan gaji yang Anda terima setiap bulan? Cukupkah gaji yang Anda terima untuk mengkompensasi pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang telah Anda dedikasikan untuk perusahaan? Apakah gaji tersebut cukup untuk menggantikan pengorbanan keluarga Anda yang semakin kehilangan Anda ketika karir Anda menanjak?

Masalah Klasik Pekerja
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan klasik seperti di atas yang akan timbul dalam benak Anda sebagai pekerja yang kritis. Pertanyaan-pertanyaan ini akan selalu timbul dan begitu memaksa Anda untuk berpikir ulang mengenai status Anda sebagai pekerja. Coba mari kita lihat satu per satu. Memang sudah selayaknya setiap orang bekerja untuk menopang hidupnya dan keluarganya. Tetapi dengan bekerja sebagai pekerja, apa saja yang Anda korbankan? Tahukah Anda bahwa Anda telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, emosi, uang, kesehatan dan keluarga bagi pekerjaan Anda?

1) Waktu
Betapa banyak waktu yang harus Anda sediakan untuk perusahaan. Secara normal, perusahaan mempekerjakan Anda selama 8 jam setiap hari selama 5 hari. Jadi total
kerja selama seminggu adalah 40 jam. Setiap hari selama Senin sampai dengan Jumat Anda harus bekerja selama sepertiga hari. Padahal Anda juga membutuhkan waktu untuk berangkat ke tempat kerja dan pulang kembali ke rumah. Jika untuk berangkat ke tempat kerja membutuhkan waktu 1 jam, maka Anda membutuhkan waktu 2 jam untuk perjalanan pergi ke tempat kerja dan pulang ke rumah. Artinya Anda membutuhkan waktu 2 jam lagi di luar waktu kerja normal untuk menunjang pekerjaan Anda. Jadi dalam rangka bekerja, Anda membutuhkan waktu 8 jam untuk bekerja dan 2 jam untuk perjalanan. Total menjadi 10 jam dalam sehari. Walau pun demikian, biasanya perusahaan menyelipkan 1 jam di tengah jam kerja untuk memberikan kesempatan beristirahat atau makan siang. Dengan demikian sebenarnya Anda telah menghabiskan waktu 9 jam di tempat kerja Anda.
Anda masih perlu istirahat untuk makan dan tidur. Artinya waktu Anda masih harus berkurang untuk waktu istirahat Anda. Kurang lebih Anda membutuhkan waktu untuk tidur selama 6 jam. Jadi sisa waktu Anda adalah 24 – 10 – 6 = 8 jam. Sisa 8 jam ini sangat berarti untuk Anda. Anda harus dapat menggunakannya dengan sangat cermat dan berkualitas. Tapi sayangnya waktu 8 jam ini biasanya adalah malam hari dimana mungkin banyak kegiatan sudah tidak dapat dilakukan dengan nyaman. Dan biasanya waktu 8 jam ini diisi dengan kegiatan yang tidak terlalu produktif terutama kegiatan yang dapat bernilai bagi keluarga atau hidup Anda.

2) Tenaga
Tidak dapat dipungkiri bahwa selain menghabiskan waktu, bekerja juga sangat menguras tenaga. Banyak perusahaan bahkan sangat ketat dalam mengawasi waktu kerja para pekerjanya. Pekerja harus selalu mencatat jam masuk dan jam pulang dengan kartu absensi atau dengan peralatan presensi yang canggih, misalnya dengan biometri seperti finger-scan atau hand-key. Terlambat berarti gaji akan dikurangi, atau bahkan hilangnya tunjangan-tunjangan.
Tidak sedikit perusahaan yang memberikan sangsi bagi pekerjanya yang ketahuan beristirahat atau tertidur pada masa kerjanya. Memang perusahaan tidak mau rugi karena mereka telah membayar harga yang disepakati (kadang nilainya kurang pantas) bagi waktu kerja Anda dalam bentuk gaji. Walau demikian perusahaan juga sering kali memberikan kebijaksanaan jika Anda bekerja lebih banyak dari waktu yang seharusnya dengan memberikan kompensasi dalam bentuk uang lembur. Tetapi semakin banyak Anda bekerja, semakin banyak tenaga yang harus Anda keluarkan untuk perusahaan. Semakin giat Anda bekerja, semakin terkuras tenaga Anda.
Seringkali tenaga yang Anda keluarkan untuk bekerja dan perjalanan pergi dan pulang kerja sangat menguras tenaga. Sisa waktu dalam sehari seringkali menjadi tidak produktif bagi Anda dan keluarga Anda. Karena terlalu capai, Anda seringkali mengisi sisa waktu ini untuk mengembalikan tenaga. Mungkin dalam bentuk istirahat, berkumpul dengan keluarga, santai atau makan. Sangat sedikit para pekerja yang telah terlalu capai ini mengisi sisa waktu untuk kegiatan produktif. Dan biasanya para pekerja yang terlalu capai akan terpengaruh emosinya.

3) Pikiran
Selain harus memberikan waktu dan tenaga Anda bagi perusahaan, Anda juga banyak menghabiskan pikiran untuk perusahaan. Terutama jika memang perusahaan menggaji Anda untuk berpikir. Mungkin Anda adalah seorang designer, system analyst, programmer atau pekerjaan-pekerjaan lain yang mengharuskan Anda berkerja dengan otak Anda. Entah itu untuk memecahkan masalah atau juga untuk proses kreasi dan inovasi. Semakin brilian menggunakan otak, karir Anda akan naik demikian juga dengan penggunaan otak Anda yang semakin banyak tersita untuk perusahaan Anda.
Sangat sering pekerja otak ini sangat haus akan hiburan. Maklum, selama bekerja mereka harus memforsir otak mereka untuk berpikir bagi perusahaan. Bahkan sudah jamak pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dikerjakan saat masa kerja malah dibawa ke rumah sebagai PR (pekerjaan rumah). Alhasil sisa waktu Anda dipakai pula untuk bekerja. Kebutuhan akan rekreasi untuk melepaskan kepenatan kerja ini membuat obyek wisata menjadi sangat ramai dikunjungi pada akhir minggu.

4) Emosi
Rupanya tenaga dan pikiran para pekerja yang sangat terkuras untuk bekerja sangat mempengaruhi emosi. Sebenarnya tidak hanya karena banyaknya tenaga dan pikiran yang tercurah untuk pekerjaan, tetapi juga dipengaruhi oleh interaksi antar individu di tempat kerja dan juga situasi dan kondisi lingkungan di tempat kerja. Aspek-aspek ini dapat mempengaruhi tingkat emosi para pekerja. Walau pun mungkin di beberapa kasus emosi pekerja dapat menjadi baik dan menjadikannya memiliki tingkat pertumbuhan kedewasaan yang positif, tetapi lebih banyak lagi kasus yang membuat para pekerja memiliki emosi yang negatif.
Sudah jamak berita demonstrasi dan pemogokan besar-besaran yang dilakukan para pekerja. Lebih banyak lagi kasus pertengkaran yang terjadi antara perusahaan dengan para pekerjanya, atau bahkan antar pekerja itu sendiri. Semuanya serba emosional dan mengakibatkan rasionalitas ditanggalkan. Tidak jarang insiden ini berbuntut pada tindakan-tindakan anarkis.

5) Uang
Walau pun Anda memiliki gaji yang besar, tetapi sebagian besar dari gaji Anda akan tersita untuk kegiatan kerja Anda. Berapa banyak uang yang harus Anda sisihkan untuk transportasi ke tempat kerja? Tidak sedikit pula uang yang Anda belanjakan untuk benda-benda atau pakaian yang digunakan untuk menunjang kegiatan kerja Anda. Seringkali jumlahnya cukup besar dan di akhir bulan Anda baru menyadari bahwa uang yang dibelanjakan untuk keperluan penunjang kerja Anda ternyata sangat besar porsinya. Biasanya pekerja wanita sangat boros dalam belanja penunjang kegiatan bekerjanya.
Kadang ada perusahaan yang cukup berbaik hati dengan memberikan tunjangan-tunjangan bagi pekerjanya. Misalnya adalah tunjangan transport, makan, kesehatan atau tabungan untuk masa pensiun. Tetapi sadarkah Anda bahwa segala macam bentuk kebaikan ini seringkali hanya sebagai kedok bagi perusahaan agar perusahaan tampak baik hati dengan seolah-olah memberikan kompensasi yang begitu besar? Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa perusahaan berupaya menurunkan nilai gaji pokok Anda dengan memperbesar tunjangan-tunjangan bagi Anda. Apa efeknya? Perusahaan tidak perlu membayar uang pesangon yang tinggi jika Anda harus di-PHK (pemutusan hubungan kerja); perusahaan tidak perlu membayar pajak terlalu tinggi bagi negara; dan yang lebih parah adalah bahwa sebenarnya nilai kerja Anda menjadi sangat rendah.
Mengapa saya mengatakan lebih rendah? Coba saja teliti lagi komposisi nilai gaji yang Anda terima setiap bulan. Jika nilai gaji pokok Anda ternyata, katakanlah 80% dari nilai totalnya, dan 20% sisanya adalah dalam bentuk tunjangan-tunjangan, maka sebenarnya nilai kerja Anda hanya 80%-nya saja. Syukurlah jika komposisi gaji pokok Anda lebih besar dari 90% dan nilainya pantas bagi Anda. Tetapi banyak kasus yang terjadi justru gaji pokoknya hanya 50% dan sisanya berupa deretan panjang tunjangan-tunjangan. Walau pun tampaknya nilai total yang Anda terima sangat besar dan tampaknya perusahaan sangat berbaik hati pada Anda, tetapi sebenarnya nilai kerja Anda dinilai relatif rendah dari yang sebenarnya. Seringkali kita harus realistis terhadap nilai ini dan seringkali pula kita menyerah dan menerimanya begitu saja.
Padahal masih banyak sekali kebutuhan kita untuk membiayai kegiatan bekerja kita, dan karena tidak ditunjang oleh perusahaan, maka kita harus membiayainya dari gaji pokok kita. Ironisnya tunjangan-tunjangan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan real. Misalnya tunjangan transport yang tidak mencukupi biaya transportasi yang sebenarnya.

6) Kesehatan
Apakah Anda memikirkan kesehatan diri Anda sendiri? Dengan menghabiskan banyak waktu, tenaga, pikiran dan emosi, kesehatan Anda akan menjadi terpengaruh. Anda harus memikirkan kesehatan Anda terutama jika pekerjaan Anda sangat mengesampingkan kesehatan Anda. Apalagi jika pekerjaan Anda termasuk pekerjaan beresiko tinggi. Percuma jika Anda memiliki banyak uang karena pekerjaan Anda tetapi kesehatan dan Anda semakin menurun.
Turunnya kesehatan ini selain dapat mengurangi kualitas hidup juga dapat menghilangkan hidup Anda. Mulailah berpikir tentang kesehatan dan jagalah kesehatan Anda. Walau pun perusahaan telah memberikan tunjangan kesehatan dan juga asuransi kesehatan, tetapi itu tidak sebanding dengan kesehatan Anda. Terutama jika kesehatan Anda semakin menurun dan tidak dapat disembuhkan, maka nilai uang berapapun menjadi tidak ada artinya lagi.

7) Keluarga
Dengan banyaknya waktu, tenaga, pikiran emosi dan uang yang Anda curahkan untuk bekerja, sebenarnya Anda cukup banyak mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, emosi dan uang untuk keluarga Anda. Tidak sedikit pekerja yang merasa sewot jika waktu kerjanya diganggu oleh keluarganya. Bahkan mereka akan marah besar ketika diganggu oleh keluarga terutama saat merasa sangat sibuk dan harus mencurahkan waktu, tenaga, pikiran dan emosi bagi pekerjaannya. Atau ketika Anda pulang ke rumah dan Anda terlalu capai sehingga tidak dapat beraktivitas (terutama aktivitas positif dan produktif) dengan keluarga. Tetapi sadarkah Anda bahwa keluarga Anda juga membutuhkan Anda?
Ketika prestasi Anda baik dan karir Anda menanjak, biasanya Anda harus semakin banyak mengorbankan keluarga Anda. Berapa banyak waktu, tenaga, pikiran, emosi dan sebagian uang yang Anda dedikasikan bagi perusahaan? Berapa banyak yang tersisa untuk keluarga? Jika Anda mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran dan emosi terbaik Anda bagi perusahaan, dapatkah Anda juga mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran dan emosi terbaik Anda bagi keluarga? Yang terjadi biasanya tidak demikian. Ketika Anda telah berhasil mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran dan emosi terbaik Anda bagi perusahaan dan karir Anda semakin menanjak, seringkali tidak demikian untuk keluarga Anda. Waktu, tenaga, pikiran dan emosi Anda sudah habis terkuras dan Anda tidak dapat memberikan yang terbaik untuk keluarga.

Saran
Ternyata bekerja sangat menghabiskan sumber daya Anda, baik dari segi waktu, tenaga, pikiran, emosi dan uang. Akibatnya Anda mengorbankan keluarga dan kesehatan Anda karena menjadikannya nomor yang paling buncit. Terutama bagi para pekerja yang gila kerja atau pekerja yang sangat ambisius. Bagi para gila kerja dan para ambisius mungkin mengorbankan sumberdaya ini adalah sangat lumrah dan sepadan dengan karir atau pun kekayaan yang diperolehnya.
Tetapi bagi sebagian kecil orang, nilai pengorbanan ini adalah tidak sepadan dan tidak pantas. Mereka mulai berpikir untuk keluar dari jebakan pengorbanan ini. Bagi mereka sumber daya ini sangat tinggi nilainya dan tidak dapat diukur nilainya dengan uang berapa pun juga. Hidup bagi mereka sangat indah dan tidak layak untuk disia-siakan. Mereka ingin mengisi hidup ini dengan sesuatu yang positif, produktif, kreatif dan inovatif dan dipenuhi dengan cinta-kasih bagi keluarga, sesama dan diri mereka sendiri. Mereka tidak ingin menjadi robot yang sudah diprogram hidupnya. Mereka ingin dapat menikmati indahnya dunia ini di kala kebanyakan pekerja harus bekerja dengan amat-sangat keras.

Tetapi bagaimana caranya? next posting... ^__^

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...